Departemen Kehakiman AS Menuntut Denda Rp61 Triliun Terhadap Binance, BNB Anjlok Parah!
BERITA
5mos ago
Admin

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) saat ini tengah terlibat dalam negosiasi dengan Binance untuk menyelesaikan penyelidikan yang sedang berlangsung.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada tanggal 20 November, DOJ mengajukan perjanjian kepada Binance yang mencakup pembayaran sebesar US$4 miliar atau setara dengan Rp61 triliun.

Sebagai imbalannya, Binance US diperbolehkan untuk melanjutkan operasinya dengan mematuhi peraturan yang berlaku.

Jika Binance setuju untuk membayar jumlah tersebut, hal ini akan menjadi salah satu denda kriminal terbesar dalam sejarah kasus mata uang kripto.

Meskipun pembayaran sejumlah US$4 miliar diharapkan dapat mengizinkan Binance beroperasi kembali, penyelidikan terhadap CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), kemungkinan akan tetap berlanjut.

CZ dihadapkan pada tuntutan pidana yang mencakup dugaan pencucian uang, penipuan bank, dan pelanggaran sanksi.

Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa Binance sedang mencari "perjanjian penuntutan yang ditangguhkan".

Sesuai dengan kesepakatan ini, DOJ akan menyampaikan tuntutan pidana, tetapi tidak akan mengejar perusahaan tersebut selama Binance memenuhi tiga syarat.

Pertama, Binance harus membayar denda sejumlah US$4 miliar.

Kedua, pemerintah harus mengungkapkan secara rinci dokumen yang mengakui pelanggaran hukum yang terjadi.

Ketiga, akan ada proses pemantauan yang dilakukan untuk memastikan bahwa Binance mematuhi undang-undang dan peraturan di masa depan dan perusahaan diharapkan tunduk pada proses ini.

Sementara DOJ disebut-sebut telah mendorong perubahan kepemimpinan di Binance dan masih belum jelas apakah eksekutif selain CZ akan dihadapkan pada tuntutan hukum.

Penyelesaian potensial ini datang setelah tindakan regulasi AS sebelumnya terhadap Binance terkait masalah seperti penyalahgunaan dana pelanggan dan ketidakpatuhan dalam mendaftar ke regulator derivatif.

DOJ telah melakukan penyelidikan terhadap Binance sepanjang tahun ini karena diduga memfasilitasi transaksi yang melanggar sanksi AS terhadap Iran dan Rusia.

Pengawasan terhadap Binance semakin meningkat setelah terjadinya kejatuhan exchange FTX.

Pada bulan Agustus, Binance menghadapi tekanan regulasi untuk menghentikan operasinya di Rusia.

Selanjutnya, pada tanggal 27 September, platform kripto tersebut menjual bisnisnya di Rusia kepada CommEX dengan jumlah pembelian yang tidak diungkapkan.

Komisi Perdagangan Komoditas dan Berjangka (CFTC) bersama dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) masing-masing tengah mengajukan tuntutan hukum terhadap Binance.

Gugatan CFTC, diajukan pada bulan Maret, dengan tuduhan bahwa Binance melanggar aturan perdagangan dan derivatif.

Pada bulan Juni, Securities and Exchange Commission (SEC) juga menggugat Binance, dengan tuduhan perusahaan tersebut gagal membatasi akses investor AS ke Binance.com dan beroperasi sebagai bursa, pialang, serta lembaga kliring yang tidak terdaftar.

Meskipun Binance telah membantah tuduhan tersebut, dengan mengklaim bahwa lembaga-lembaga tersebut mengandalkan fakta yang tidak lengkap dan alat penegakan hukum yang kurang tepat daripada memahami nuansa permasalahan, konsekuensi hukum telah memberikan dampak signifikan terhadap operasional unit Binance di AS.

Changpeng Zhao, yang akrab disapa CZ, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai CEO Binance.

Keputusan ini diambil setelah mengakui adanya kesalahan dan pelanggaran terhadap hukum anti-pencucian uang.

CZ mengakui bahwa memutuskan untuk mundur bukanlah langkah yang mudah, tetapi ia yakin bahwa ini adalah keputusan yang benar untuk kepentingan dirinya sendiri, Binance, dan juga komunitasnya.

Nilai Binance Coin mengalami penurunan drastis sebesar 8,39% dalam waktu satu jam, mencapai angka $244.

Penurunan ini terjadi setelah Changpeng Zhao selaku CEO Binance mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa.

Berita mengenai pengunduran diri CZ dan denda besar yang dihadapi oleh Binance menyebabkan penurunan drastis pada harga Binance Coin.

Para pedagang yang memiliki kontrak panjang pada BNB mengalami likuidasi besar-besaran.

Pengaruh dari berita ini tidak hanya terbatas pada BNB, namun juga merambah ke pasar kripto secara keseluruhan.

Kapitalisasi pasar kripto global turun 3,5% dalam satu hari mencapai angka $1,43 triliun.

Bitcoin, sebagai kripto paling populer, mengalami penurunan hampir 2% sebagai tanggapan terhadap berita tuntutan terhadap Zhao dan Binance.


*Disclaimer: Konten ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pembaca bukan bermaksud perintah untuk jual/beli aset kripto. Segala keputusan investasi atau trading harus merupakan keputusan dan tanggung jawab pembaca. Do Your Own Research (DYOR).*