CEO Ripple Memilih Negara Lain Sebagai Basis Crypto Selanjutnya, Tetapi Tidak Di Amerika
BERITA
11mos ago
Admin

Tidak terbantahkan lagi bahwa penerimaan mata uang crypto telah menjadi isu yang mendapat banyak perhatian di berbagai negara.

Namun, Brad Garlinghouse, CEO Ripple, berpendapat bahwa Amerika Serikat telah ketinggalan dalam hal adopsi mata uang crypto jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Brad Garlinghouse, dalam sebuah wawancara yang dikutip oleh Cryptopotato, menyatakan bahwa Amerika Serikat masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam hal adopsi crypto. Beberapa negara seperti Singapura, Swiss, dan Uni Emirat Arab telah lebih maju dalam mengembangkan regulasi dan infrastruktur yang mendukung industri crypto.

Di sisi lain, Amerika Serikat masih mengalami kesulitan dengan peraturan yang tidak jelas dan ketidakpastian hukum yang menghambat inovasi di bidang tersebut.

“Saya pikir kita sedang melihat contoh yang sangat jelas di mana Amerika Serikat jatuh tertinggal. Amerika memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengejar ketinggalan,” kata Garlinghouse.

Menurut laporan dari Coinspeaker pada tanggal 6 Mei 2023, Ripple, perusahaan mata uang crypto terkemuka, baru saja mengumumkan ekspansinya ke Dubai, seperti yang diumumkan oleh CEO-nya, Brad Garlinghouse.

Pada sebuah konferensi di Dubai, Garlinghouse membahas potensi pasar crypto di Timur Tengah dan menyatakan bahwa kawasan tersebut memiliki peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan industri crypto, terutama karena adanya kebijakan yang mendukung penggunaan mata uang crypto dan perkembangan teknologi di beberapa negara di kawasan tersebut.

Selain itu, Garlinghouse juga mengungkapkan bahwa Ripple telah melihat peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi mereka di Timur Tengah, yang sejalan dengan tujuan perusahaan untuk mempercepat transisi ke era digital dan memperbarui sistem pembayaran internasional.

“Seperti yang baru saja saya sampaikan di atas panggung di DubaiFintechSummit, Ripple berkembang di Dubai. Dengan 20% pelanggan kami yang berbasis di MENA dan rezim peraturan yang jelas sedang dikembangkan, tidak mengherankan jika Dubai muncul sebagai pusat keuangan global utama bagi inovasi crypto untuk berkembang,” lanjut Garlinghouse.

Meskipun menghadapi tantangan hukum dan peraturan di Amerika Serikat, Ripple dan mata uang crypto XRP tetap menjadi aktor utama dalam industri crypto global.

Secara singkat, XRP telah menjadi salah satu mata uang crypto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, dan merupakan hasil pengembangan dari Ripple.

Selain itu, teknologi Ripple telah digunakan oleh berbagai lembaga keuangan untuk mempercepat dan mempermudah transaksi lintas batas.

Meskipun demikian, keberhasilan Ripple dan XRP di masa depan akan sangat tergantung pada peraturan yang ada di Amerika Serikat.

Jika peraturan menjadi lebih jelas dan konsisten, industri crypto di Amerika Serikat akan semakin berkembang dan Ripple akan memiliki peluang yang lebih baik untuk sukses di pasar global.

Namun, tidak semua berita buruk bagi Ripple, pada April 2023 lalu, Bank Sentral Montenegro mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Ripple untuk pengembangan strategi dan program percontohan untuk mata uang digital Montenegro dalam bentuk stablecoin.